Secara historis, bidang ini disebut baik sebagai ”Teknologi Pendidikan” maupun ”Teknologi Pembelajaran”. Mereka yang setuju dengan istilah Teknologi Pembelajaran mempunyai dua pendapat. Pertama, karena kata Pembelajaran lebih sesuai dengan fungsi teknologi. Kedua, karena kata Pendidikan lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan pendidikan. Banyak yang beranggapan bahwa istilah ”pembelajaran” tidak hanya mencakup pengertian pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, melainkan juga mencakup situasi pelatihan (training). Menurut Knirk & Gustafson (dalam Seel & Richey, 1994), kata ”pembelajaran” khususnya berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, sedangkan ”pendidikan” terlalu luas karena mencakup segala aspek pendidikan.
Sebaliknya, mereka yang setuju dengan istilah ”Teknologi Pendidikan” berdalih bahwa karena pembelajaran (instruction) dianggap oleh banyak orang sebagai bagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai istilah yang memberikan cakupan yang lebih luas. Mereka ini beranggapan bahwa kata ”pendidikan” merujuk pada aneka ragam lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja. Sedangkan kata ”pembelajaran” hanya merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan lngkungan sekolah saja.
Ely (1996: 18) mengemukakan tentang istilah Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran yang dapat saling dipertukarkan dan juga memiliki makna yang lebih luas dan lebih sempit sebagai berikut.
It is important to note the interchangeability of terminology. The term “educational technology” are often considered to be equivalent. However, many professionals consider “educational technology” to be broader term; that is, the use of technology in any aspect of the educational enterprise, while “instructional technology” is a narrower term, usually used to designate the process of teaching and learning through purposeful use of teaching-learning strategies and communication media.
Kedua kelompok nampaknya menggunakan alasan yang sama untuk membenarkan istlah masing-masing. Ada juga kelompok lain yang bertahun-tahun menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian. Menurut catatan Finn (dalam Seel & Richey, 1994), hal ini sudah berlangsung hampir tiga puluh tahun. Istilah ”Teknologi Pendidikan” lebih lazim digunakan di Inggris dan Canada, sedangkan istilah ”Teknologi Pembelajaran” saat ini lebih banyak digunakan di Amerika Serikat.
Definisi yang ditetapkan oleh AECT (Association for Educational Communications and Technology) tahun 1977 juga membedakan “Teknologi Pendidikan” dengan “Teknologi Pembelajaran” dan “teknologi dalam pendidikan” tergantung dari lingkup masing-masing istilah. Pada tahun 1977, istilah ”Teknologi Pendidikan” digunakan untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyangkut segala aspek pemecahan permasalahan belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan. Dengan demikian ”Teknologi Pendidikan” mencakup pengertian belajar melalui media massa serta sistem layanan pembelajaran (support system for instruction) termasuk sistem pengelolaan (management). ”Teknologi dalam pendidikan” digunakan untuk menjelaskan penerapan teknologi pada sistem pelayanan pendidikan (support system for education) seperti pelaporan nilai, penjadwalan dan keuangan. Teknologi Pembelajaran didefinisikan sebagai bagian (subset) dari Teknologi Pendidikan dengan alasan bahwa instruksi atau pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat terarah (purposive) dan terkendali (controlled) saja.
Sejak tahun 1977 perbedaan antara ketiga istilah tersebut telah menghilang. Kini ketiga istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran. Sekarang profesi ini makin lama makin memusatkan kegiatannya dan konsep-konsepnya ke arah pembelajaran, meskipun pembelajaran tersebut lebih bersifat sekali-kali atau tidak langsung, daripada yang sengaja disusun dan diawasi. Dengan perkataan lain, penekanan ada aspek-aspek yang menyangkut permasalahan pendidikan menjadi berkurang dan pada pembelajaran yang sengaja maupun yang tidak disengaja menjadi semakin bertambah. Oleh karena itu, sukarlah untuk mempertahankan pendapat bahwa ”Teknologi Pembelajaran” dan ”teknologi dalam pendidikan” merupakan bagian (subset) dari ”Teknologi Pendidikan”.
Pada saat ini istilah ”Teknologi Pendidikan” dan ”Teknologi Pembelajaran” digunakan secara bergantian oleh kebanyakan insan profesi dalam bidang ini. Karena istilah Teknologi Pembelajaran (a) dewasa ini lazim dipakai di Amerika Serikat; (b) mencakup banyaknya lingkungan pemanfaatan; (c) menggambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara lebih tepat; dan (d) dalam satu batasan dapat merujuk baik pada belajar maupun pembelajaran, maka istlah ”Teknologi Pembelajaran” digunakan dalam definisi tahun 1994, meskipun kedua istilah dianggap sinonim.
Istilah Teknologi Pendidikan berasal dari dua kata, yakni “teknologi” dan “pendidikan”. Kata ”teknologi”, artinya penanganan sesuatu secara sistematis atau penerapan sain (science) untuk memecahkan masalah. Gentry (1991) mengemukakan definisi teknologi sebagai: ”the systemic and systematic aplication of behavior and pysical sciences concepts and other knowledge to the solution of problems”.
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari perkataan Yunani “paedagogie”. Paedagogie akar katanya adalah “pais” yang artinya anak, dan “again” yang terjemahannya adalah membimbing. Dengan demikian, paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagoog.
Secara leksikal, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Dalam sebuah kamus berjudul Dictionary of Education disebutkan “Education: the aggregate of all the process by means of which a person develops abilities, attitudes, and other forms of behavior of positive value in the society in which he lives.” Definisi tersebut menyatakan bahwa pendidikan adalah kumpulan seluruh proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk lain perilaku bernilai positif dalam masyarakat dimana ia tinggal/hidup. Dengan demikian, secara harfiah Teknologi Pendidikan dapat diartikan penanganan masalah pendidikan secara sistematis atau penerapan sain untuk memecahkan masalah pendidikan.
Ely (dalam Miarso, 1993) mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai ramuan sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya--seperti disiplin komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen, serta disiplin terapannya, misalnya psikologi persepsi, psikologi kognisi, media, sistem dan penilaian kebutuhan—menjadi suatu prinsip, prosedur, serta keterampilan yang digunakan untuk memecahkan masalah belajar yang tidak terpecahkan dengan pendekatan yang telah ada sebelumnya.
Definisi serupa diungkapkan Ardhana (1992, 1993) yang menyatakan bahwa Teknologi Pendidikan merupakan penggabungan antara teknologi pembelajaran, teknologi belajar, teknologi perkembangan, teknologi pengelolaan dan teknologi-teknologi lain untuk keperluan pemecahan masalah-masalah pendidikan. Sedangkan Teknologi Pembelajaran dikatakan sebagai penerapan secara sistemik dan sistematis strategi dan teknik-teknik yang dirumuskan dari berbagai teori untuk keperluan pemecahan masalah-masalah pembelajaran.
Hackbarth (1996) mengemukakan bahwa Teknologi Pendidikan adalah konsep multidimensional, yakni (1) it is a systematic process involving application of knowledge in the search for replicable solutions to problems inherent in teaching and learning, (2) it is includes the products of this process, (3) it is a profession composse of various job categories, dan (4) as a formal study of above aspects, educational technology qualities as an academic specialty within the larger discipline of education.
Cukup banyak definisi-definisi yang diutarakan oleh para ahli tentang Teknologi Pendidikan. Wallington (dalam AECT, 1977) mengemukakan bahwa sejarah teknologi instruksional kaya sekali dengan definisi dan model tentang apa yang dimaksud oleh bidang tersebut, malahan barangkali terlalu banyak. Kesimpangsiuran mengenai teknologi instruksional disebabkan sebagian besar karena melimpahnya definisi itu.
Istilah yang digunakan pun silih berganti, suatu saat digunakan istilah Teknologi Pendidikan, pada perkembangan berikutnya digunakan isitilah Teknologi Pembelajaran, dan kembali lagi ke istilah Teknologi Pendidikan. Pendefinisian Teknologi Pendidikan mengalami sejarah yang cukup panjang. Berikut ini diuraikan beberapa definisi Teknologi Pendidikan yang berkembang sebelum tahun 1977 dan dilanjutkan dengan definisi menurut AECT (Association for Educational Communications and Technology) tahun 1977, tahun 1994, dan tahun 2004.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan!